Pada April 2018, Provinsi Bali mencatat inflasi sebesar 0,01% (mtm) atau 3,24% (yoy). Secara bulanan dan tahunan, pencapaian ini juga lebih rendah dibanding inflasi Nasional yang sebesar 0,10% (mtm) dan 3,41% (yoy). Terjadinya inflasi terutama disebabkan oleh kenaikan harga bensin, bawang merah, daging ayam ras, dan angkutan udara. Sementara deflasi yang terjadi pada beras dan cabai rawit menahan laju inflasi yang lebih tinggi.
Secara spasial, penurunan tekanan inflasi terjadi di kedua kota sampel penghitungan inflasi di Bali. Kota Denpasar mencatat inflasi sebesar 0,07% (mtm) atau 3,23% (yoy), sedangkan kota Singaraja mencatat deflasi sebesar 0,27% (mtm) atau 3,32% (yoy). Dibandingkan dengan kota sampel lain, pencapaian inflasi Kota Denpasar dan Singaraja berada pada level yang cukup rendah.
Inflasi Bali pada April 2018 relatif terkendali dan berada pada rentang sasaran inflasi nasional. Namun demikian, ke depan perlu diperhatikan beberapa potensi risiko seiring penyesuaian harga pada kelompok administered prices dan peningkatan harga komoditas pangan yang masih berlanjut seiring penurunan curah hujan ditengah-tengah potensi permintaan yang meningkat, didorong oleh frekuensi hari raya yang cukup tinggi (Galungan, Kuningan, Waisak, Dan Idul Fitri), peningkatan kinerja industri pariwisata periode peak season pariwista dan pelaksanaan IMF- WB Annual Meeting.
Pengendalian inflasi Provinsi Bali ke depan masih menghadapi beberapa risiko antara lain (i) tendensi penurunan curah hujan pada pertengahan 2018 membawa risiko inflasi kelompok volatile food, (ii) Adanya hari raya yang berdekatan (Galungan, Kuningan, Waisak, dan Idul Fitri) (iii) Peningkatan kinerja industri pariwisata serta pelaksanaan IMF-WB Annual Meeting berpotensi mendorong permintaan kebutuhan komoditas pangan serta kenaikan tarif angkutan udara, dan (iv) tendensi kenaikan harga emas dan minyak dunia mengikuti tren peningkatan komoditas global.
Sebagai respon terhadap risiko dan tantangan pengendalian inflasi Bali di 2018, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Provinsi Bali akan terus melanjutkan upaya pengendalian harga baik melalui forum koordinasi dan tindak lanjut nyata dengan OPD terkait. Program kerja TPID akan difokuskan pada seluruh aspek mencakup produksi, distribusi, serta menjaga ekspektasi masyarakat melalui sosialisasi dan publikasi serta memberikan himbauan (moral suasion) kepada masyarakat terkait upaya menjaga stabilitas harga. Upaya stabilisasi harga melalui pelaksanaan pasar murah dan operasi pasar insidentil juga akan dilanjutkan sehingga diharapkan dapat menjadi jangkar dalam penetapan harga dan menahan laju inflasi yang dapat bersumber dari sisi permintaan, sisi penawaran, dan ekspektasi pelaku ekonomi.
Inflasi Bali |
Nov 2017 |
Des 2017 |
Jan 2018 |
Feb 2018 |
Mar2018 |
Apr 2018 |
IHK, % yoy |
2,91 |
3,32 |
2,78 |
2,88 |
3,10 |
3,24 |
IHK, % mtm |
0,48 |
1,08 |
0,93 |
0,58 |
0,19 |
0,01 |