Pada Oktober 2018, Provinsi Bali mengalami deflasi sebesar 0,09% (mtm) atau secara tahunan mengalami inflasi sebesar 3,62% (yoy). Deflasi tersebut melemah dibanding bulan sebelumnya, namun masih lebih rendah dibanding Nasional yang mengalami inflasi sebesar 0,28% (mtm). Dengan demikian, secara tahunan pencapaian inflasi Bali masih lebih tinggi dibanding Nasional yang sebesar 3,16% (yoy). Terjadinya deflasi didorong oleh pasokan komoditas pangan yang terjaga di tengah-tengah tendensi peningkatan permintaan seiring pelaksanaan IMF WBG Annual Meeting 2018 dan tingginya frekuensi hari raya keagamaan Hindu. Meskipun mendapat tekanan dari kenaikan harga BBM non subsidi, inflasi kelompok administered prices masih tetap terjaga seiring penurunan harga Bahan Bakar RT dan tarif angkutan udara.
Secara spasial, penurunan tekanan inflasi terjadi di kedua kota sampel penghitungan inflasi di Bali. Kota Denpasar mencatat deflasi sebesar 0,10 % (mtm) atau inflasi tahunan sebesar 3,56% (yoy), sedang kota Singaraja mencatat deflasi sebesar 0,04% (mtm) atau inflasi tahunan 3,89% (yoy). Dibandingkan kota sampel lain, pencapaian inflasi Kota Denpasar dan Singaraja berada pada level yang cukup rendah.
Inflasi Bali pada Oktober 2018 masih relatif terkendali dan berada pada rentang sasaran inflasi nasional. Namun demikian, ke depan perlu diperhatikan beberapa potensi risiko seiring penyesuaian harga pada kelompok administered prices dan risiko peningkatan harga komoditas pangan seiring adanya potensi peningkatan permintaan pada periode peak season pariwisata di triwulan IV 2018.
Pengendalian inflasi Provinsi Bali ke depan masih menghadapi beberapa risiko antara lain (i) Tendensi kenaikan curah hujan membawa risiko akan inflasi kelompok volatile food, (ii) Risiko kenaikan harga pangan dan transportasi seiring masuknya peak season pariwisata di akhir tahun, dan (iii) Tendensi kenaikan harga emas dan minyak dunia mengikuti tren peningkatan komoditas global.
Sebagai respon terhadap risiko dan tantangan pengendalian inflasi Bali di 2018, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Provinsi Bali akan terus melanjutkan upaya pengendalian harga baik melalui forum koordinasi dan tindak lanjut nyata dengan OPD terkait. Program kerja TPID akan difokuskan pada seluruh aspek mencakup produksi, distribusi, serta menjaga ekspektasi masyarakat melalui sosialisasi dan publikasi serta memberikan himbauan (moral suasion) kepada masyarakat terkait upaya menjaga stabilitas harga. Upaya stabilisasi harga melalui pelaksanaan pasar murah dan operasi pasar insidentil juga akan dilanjutkan sehingga diharapkan dapat menjadi jangkar dalam penetapan harga dan menahan laju inflasi yang dapat bersumber dari sisi permintaan, sisi penawaran, dan ekspektasi pelaku ekonomi.
Mei 2018 |
Jun 2018 |
Jul 2018 |
Ags 2018 |
Sept 2018 |
Okt 2018 |
|
IHK, % yoy |
3,00 |
3,47 |
3,83 |
3,75 |
3,60 |
3,62 |
IHK, % mtm |
-0,08 |
0,34 |
0,47 |
0,23 |
-0,55 |
-0,09 |