×

Disparitas Harga Coba Ditekan

Senin, 22 Juni 2015 pukul 02.46 (9 tahun yang lalu) | Oleh Sigapura

Potensi Wilayah Terluar Dikembangkan

JAKARTA – Pemerintah resmi meluncurkan program Gerai Maritim. Langkah ini dilakukan untuk menurunkan disparitas harga di wilayah timur yang masih tinggi. Hingga akhir 2015, pemerintah menargetkan penurunan disparitas dari 35 persen menjadi di bawah 13,5 persen.

  “Kami berupaya agar harga kebutuhan pokok di wilayah timur dan terluar Indonesia tidak jauh berbeda atau sama dengan harga barang di wilayah Jawa,” ujar Menteri Perdagangan Rachmat Gobel saat meresmikan program gerai Maritim di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakrta, Jumat (19/6). Program itu merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kementerian Perhubungan (Kemenhub), PT Pelni (Persero), dan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia.

  Kemarin, dari Pelabuhan Tanjung Priok, 10 peti kemas bermuatan kebutuhan bahan pokok diangkut menggunakan kapal KM Dempo. Bahan pokok itu misalnya beras, tepung terigu, gula, minyak goreng, daging ayam, mi instan, dan paket sembako.

  Selanjutnya, kapal itu akan bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, untuk mengangkut satu peti kemas bermuatan telur ayam yang didatangkan dari Blitar, Jawa Timur. Dengan rute Jakarta, Surabaya, Makassar, Ambon-Sorong, Biak-Serui-Jayapura, menurut rencana, kapal tiba di dermaga Serui. Kepulauan Yapen, Papua, pada 25 Juni mendatang.

  Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menerangkan, bentuk dukungan Kemenhub terhadap pelaksanaan Program Gerai Maritim adalah memberikan subsisdi perintis sebesar 55 persen untuk pengiriman bahan pokok yang terjdawal dan menyediakan kapal khusus pengiriman logistik.

  Di tahap awal, PT Pelni masih menggunakan kapal penumpang yang memiliki palka barang untuk mengangkut peti kemas. Namun, setelah Idul Fitri, PT Pelni akan menyediakan 6 kapal barang regular yang khusus mengangkut bahan pokok di enam rute melalui 30 titik pelabuhan.

  Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Srie Agustina menerangkan, setelah Kapal KM Dempo, ada dua kapal lagi yang akan diberangkatkan ke Serui, yakni Kapal KM Ceremai dan KM Dorolonda. Keduanya akan tiba di Serui pada H-15 dan H-5 Idul Fitri. Terkait mekanisme pendistribusian barang, produsen akan menjual produk langsung kepada pemerintah kabupaten tanpa melalui distributor. Dengan demikian, harga yang dipatok adalah harga pabrik.

  Dari Kupang, Nusa Tenggara Timur, Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo mengatakan, sistem logistik yang masih belum terbangun dengan baik mengakibatkan ketimpangan harga, terutama bagi wilayah Indonesia timur. Dengan prioritas pembangunan di wilayah perbatasan dan pulau terluar, pemerintah daerah diharapkan dapat menangkap peluang mengembangkan daerah.

  “Di luar negeri, harga barang justru murah dan diobral ketika hari raya. Di Indonesia, justru makin mahal. Jawabannya, sistem logistik kita masih harus ditingkatkan,” kata Indroyono saat menyambut kedatangan peserta Ekspedisi Nusantara Jaya 2015, Jumat, di Pelabuhan Tenau, kupang.

Beragam Kapal

  Ekspedisi Nusantara Jaya 2015 yang dimulai 1 Juni, kata Indroyono, merupakan uji coba dengan melibatkan beragam kapal untuk mendistribusikan barang di wilayah perbatasan dan pulau terluar. Total sebanyak 88 kapal, terdiri dari kapal Angkatan Laut KRI Banda Aceh, 2 kapal rumah sakit, dan 85 kapal perintis dengan beragam rute.

  Misalnya, jika sebuah kapal perintis berlayar pada satu rute perintis berlayar pada satu rute perintis sebanyak 6 kali setahun, satu kali rute digunakan untuk membawa bahan pokok dan berbagai paket bantuan dengan biaya dari pemerintah. “Kalau kita sukses, tahun depan kita tambah dua kali lipat menjadi 170 kapal,” ujar Indroyono.

Sumber : Kompas