×

Harga Beras di Pasaran Berangsur-angsur turun

Selasa, 12 April 2016 pukul 07.25 (8 tahun yang lalu) | Oleh Sigapura

Denpasar(Bisnis Bali)
Turunnya harga bahan bakar minyak (BBM) diikuti pula dengan penurunan harga beras di pasaran. Hal ini diungkapkan para pedagang di sejumlah pasar, Senin (11/4) kemarin. Salah seorang pedagang beras di Pasar Pedungan yang kerap dipanggil Ibu Novi mengaku, beberapa harga beras mulai mengalami penurunan. “penurunan terjadi senilai Rp. 5.000 Setiap harinya untuk beras yang kemasan 25 kilogram,”katanya. Dia mengatakan, beras yang dijual saat ini untuk beras yang merek Polos dari harga Rp. 215.000 menjadi Rp. 205.000 per sak (25 kilogram) dan Rp. 98.000 per 10 kilogram. Kemudian untuk beras Putri Sejati turun dari Rp. 240.000 per sak menjadi Rp.235.000 per sak dan Rp. 106.000 per 10 kilogram. Menurutnya, penurunan harga beras ini memang sering terjadi jika harga BBM turun. Selain itu dia juga mengatakan, turunnya harga beras didukung oleh hasil panen yang memadai yang berpengaruh pada tersedianya stok di pasaran . 

       Pedagang lain di pasar Tapean yang kerap dipanggil Ibu Gung Yani juga mengatakan harga beberapa jenis beras yang dijualnya mulai turun. Wanita yang biasanya menjual beras secara eceran ini mengaku, harga beras Putri Sejati dan Fuji yang biasanya dijual Rp. 12.000 per kilogramnya saat ini turun menjadi Rp. 11.000 per kilogram. Kemudian beras dengan merek Pis Bolong dari yang semula dijual Rp. 11.000 per kilogramnya turun menjadi Rp 10.000 per kilogram. 

       Penurunan harga beras yang merupakan kebutuhan yang paling pokok memberikan keringanan bagi para konsumen. Tentunya hal ini disambut gembira oleh masyarakat. Salah satu konsumen yang bertempat tinggal di Denpasar, Ni Komang Sri Widiasih mengatakan sangat bersyukur beras bisa turun walaupun tidak begitu banyak. 

       Dia berharap harga beras bisa turun kembali agar memberikan kemudahan bagi masyarakat kecil. “Sebenarnya sangat dibutuhkan dukungan bagi para masyarakat atau petani untuk terus aktif dalam kegiatannya serta tidak terjadi penjualan lahan agar jumlah kebutuhan pokok di pasaran bisa terus stabil,”katanya.

Sumber : Bisnis Bali