×

Ini dia Langkah Antisipatif TKPID Bali Redam Inflasi Juli 2014

Jumat, 4 Juli 2014 pukul 03.10 (10 tahun yang lalu) | Oleh Sigapura

Ditengah tingginya tekanan inflasi pada Juni 2014, Provinsi Bali tercatat mengalami deflasi sebesar 0,27% (mtm) atau 6,41% (yoy). Dengan demikian, secara akumulasi tekanan inflasi tercatat sebesar 2,22% (ytd). Apabila kondisi kestabilan harga dapat dipertahankan pada 6 bulan kedepan, target inflasi sebesar 5,7% s/d 6,2% (yoy) dapat tercapai.

TKPID Provinsi Bali mencermati potensi tekanan inflasi yang cukup besar pada Juli 2014. Secara historis, puncak inflasi Bali terjadi pada bulan Juli sebagai pengaruh peak season kunjungan wisata, musim liburan sekolah dan tahun ajaran baru. Pada tahun 2014 Hari Raya Idul Fitri jatuh pada bulan Juli, yang tentunya berpotensi memberi tekanan inflasi lebih besar. Semakin tingginya konektivitas ekonomi antara Bali dan wilayah lainnya menyebabkan pergerakan harga di Pulau Bali sangat terpengaruh oleh harga diluar Pulau Bali. 

TKPID Provinsi Bali bekerjasama dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Denpasar bekerjasama menyiapkan sejumlah langkah pre-emptive menghadapi tingginya tekanan inflasi di bulan yang dirumuskan dalam Rapat High Level TPID pada Selasa, 1 Juli 2014 dipimpin oleh Asisten Administrasi Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat , Bapak Ketut Wija (selaku Ketua TPID). Adapun sejumlah langkah untuk mengantisipasi tekanan inflasi melalui 4K (ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi dan komunikasi) yang disepakati adalah sebagai berikut :

Ketersediaan Pasokan

SKPD yang tergabung dalam wadah TPID melaksanakan pemantauan secara intensif kondisi stok baik dari sisi kualitas maupun kuantitas di tingkat produsen, distributor dan retail (pasar tradisional dan modern).

Keterjangkauan Harga

Dalam mengupayakan keterjangkauan harga TPID akan melaksanakan kegiatan Pasar Murah pada pertengahan Juli 2014. Pasar murah akan dilaksanakan di Pasar Nyanggelan pada 11 Juli 2014 dan di Jimbaran pada 15 Juli 2014. Komoditas yang diperdagangkan pada pasar murah diantaranya : Beras premium, minyak goreng, gula pasir, telur ayam ras, tepung terigu dan beberapa bahan kebutuhan pokok (bapok) lainnya. Dengan adanya pasar murah ini diharapkan agar masyarakat dapat membeli bapok dengan harga terjangkau (± 10% dibawah harga pasar).BULOG juga melakukan penjualan  Bapokstra di depan kantor BULOG. Kegiatan ini sudah dilaksanakan semenjak Juni 2014 dan akan terus dilanjutkan  pada Juli 2014. Komoditas yang diperdagangkan diantaranya : beras premium, gula pasir, tepung terigu, dan minyak goreng.

Disamping itu akan dibentuk pasar penyeimbang, yakni pasar murah yang terjadwal dan dilaksanakan secara berkesinambungan.

Kelancaran Distribusi :

Dalam rangka mengamankan distribusi barang pokok strategis (bapokstra) Dinas perhubungan telah mengamankan kondisi infrastruktur jalan dari dan ke Pelabuhan dan memberikan prioritas bagi kendaraan angkutan bapokstra. Disamping itu, terdapat penambahan 3 kapal angkutan bapokstra dan 1 dermaga untuk menjamin kelancaran distribusi bahan pokok.

Sementara itu, untuk mengantisipasi gejolak harga seiring dengan pertumbuhan jumlah pemudik menjelang lebaran, Dinas Perhubungan memonitoring kondisi angkutan dan memastikan agar harga angkutan tidak melebihi batas yang telah ditetapkan pemerintah.

Selain langkah jangka pendek, TPID Provinsi Bali juga tetap mengupayakan langkah-langkah jangka panjang untuk mengatasi permasalahan inflasi yang bersifat struktural berdasarkan 5 pilar TPID yakni Kelembagaan, Produksi & Distribusi, Regulasi, Kajian serta Edukasi.  Dengan langkah-langkah yang sinergis dan koordinatif diharapkan stabilitas inflasi dapat terjaga dengan baik dan kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan