×

Naiknya Harga Daging Picu Inflasi Kota Denpasar

Rabu, 6 September 2017 pukul 15.39 (7 tahun yang lalu) | Oleh Sigapura

Denpasar (Antara Bali) - Naiknya harga daging ayam ras menjadi salah satu pemicu terjadinya inflasi di Kota Denpasar, Bali sebesar 0,26 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 126,05 pada bulan Agustus 2017.

"Sementara tingkat inflasi tahun kelender sebesar 2,40 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (YoY) sebesar 3,46 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Adi Nugroho di Denpasar, Senin.

Ia mengatakan, selain naiknya harga daging ayam ras inflasi tersebut juga dipengaruhi oleh naiknya harga telur ayam ras, pisang, apel, rokok keretek, angkutan udara, biaya sekolah SMP, biaya sekolah dasar (SD) dan biaya SMA.

Komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain bawang merah, bawang putih, cabai rawit, jeruk dan telepon seluler.

Adi Nugroho menjelaskan, inflasi yang terjadi di ibu kota Provinsi Bali akibat terjadinya kenaikan beberapa barang/jasa yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 1,24 persen.

Selain itu kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,43 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,28 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,22 persen.

Demikian pula kelompok sandang naik sebesar 0,11 persen, kelompok bahan makanan sebesar 0,04 persen serta kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,02 persen.

Adi Nugroho menambahkan, dari inflasi pada bulan Agustus 2017 sebesar 0,26 persen itu, komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,23 persen dengan andil inflasi 0,15 persen.

Komponen harga yang diatur pemerintah inflasi sebesar 0,61 persen dengan andil inflasi 0,12 persen, sedangkan komponen bergejolak mengalami deflasi sebesar 0,01 persen dengan andil deflasi 0,01 persen.

Adi Nugroho mengatakan, dari 82 kota di Indonesia yang menjadi sasaran survei tercatat 35 kota mengalami inflasi dan 47 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi Lhokseumawe 1,09 persen dan inflasi terendah di Batam 0,01 persen.

Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Ambon sebesar 2,08 persen dan terendah di Samarinda 0,03 persen.

Jika diurut dari inflasi tertinggi, maka Kota Denpasar menempati urutan ke-13 dari 35 kota yang mengalami inflasi, ujar Adi Nugroho.

Sumber : Antara Bali