×

Petani Di Bali Senang Panen Jagung Muda

Senin, 18 Juli 2016 pukul 09.40 (8 tahun yang lalu) | Oleh Sigapura

Denpasar (Antara Bali) - Petani di Bali khususnya di sekitar objek wisata dan pantai lebih senang memanen jagung muda, jagung manis untuk dibakar atau direbus maupun untuk sayuran yang harganya lebih mahal dan cepat menerima uang dibandingkan jagung tua.

"Kami di wilayah Subak Abiansemal, Kabupaten Badung lebih senang memanen jagung dalam usia muda karena cepat laku dan harga lebih mahal," kata salah seorang petani asal Mambal Kabupaten Badung, Made Sudama pada panen jagung di sawahnya, Jumat.

Ia mengakui tanaman jagung kurang bagus dalam kurun tahun ini akibat musim kemarau sehingga banyak lahan tanaman jagung milik petani di sekitarnya berubah fungsi dan ditanami padang gajah bahan pakan ternak sapi.

Di Bali belakangan ini mulai diguyur hujan sehingga menggairahkan petani dalam mengembangkan tanaman jagung dan jenis tanaman palawija lainnya, disamping tanaman padi.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho menambahkan, Bali menghasilkan jagung sebanyak 40.602 ton pipilan kering selama tahun 2015, menurun sepuluh ton atau 0,02 persen dibanding tahun 2014.

Menurunnya produksi jagung tersebut terjadi pada dua subround yakni pada subround I periode Januari-April 2015 sebesar 3.748 ton pipilan kering (11,40 persen) dan subround II (Mei-Agustus 2015 sebesar 1.219 ton pipilan kering (46,47 persen).

Pada subround III periode September-Desember 2015 produksi jagung mengalami kenaikan sebesar 4.957 ton pipilan kering (97,08 persen). Menurunnya produksi jagung yang relatif tinggi terjadi di Kabupaten Bangli sebesar 2.265 ton pipilan kering atau turun 53,42 persen.

Menurunnya produksi jagung tersebut akibat berkurangnya luas panen yang mencapai 1.339 hektare (8,03 persen). Menurunnya luas tanam pada bulan Januari 2015 sebesar 341 hektare (29,73 persen), luas tanam pada bulan Mei sebesar 128 hektare (21,33 persen) dan luas tanam pada bulan September 2015 sebesar 50 hektare (10,78 persen).

Adi Nugroho menambahkan, selain itu banyak tanaman jagung dipanen muda untuk jagung rebus dan jagung bakar, disamping adanya pengalihan komoditas ke tanaman jeruk yang merupakan tanaman sela seperti yang terjadi di Kecamatan Tegallalang dan Payangan Kabupaten Gianyar serta pengalihan komoditas jeruk dan rumput gajah sebagai pakan ternak sapi yang terjadi di Kabupaten Bangli.

Faktor kekurangan air akibat cuaca panas atau kekeringan yang terjadi di Kecamatan Tembuku dan Kintamani Kabupaten Bangli.

Adi Nugroho menambahkan, meskipun luas panen jagung di Bali mengalami penurunan, namun produktivitas per satuan hektare meningkat sebesar 2,12 kwintal per hektare (8,71 persen).

Peningkatan produktivitas jagung sangat dipengaruhi oleh penggunaan pupuk dan benih jagung yang merupakan benih hibrida 2 tongkol seperti yang terjadi di Kabupaten Jembrana.

Peningkatan produktivitas jagung terjadi dalam setahun terakhir (2014-2015) di tiga kabupaten yakni Tabanan sebesar 18,30 kwintal/ha (33,80 persen), Jembrana 13,57 kwintal/ha (37,25 persen) dan Gianyar 9,78 kwintal (33,37 persen).

Sementara produktivitas jagung relatif tinggi di atas 50 kwintal/ha pada pada tahun 2015 berada di Kabupaten Tabanan yakni sebesar 72,45 kwintal per hektare, ujar Adi Nugroho.

Sumber : Antar Bali