×

TPID Bali Lakukan Terobosan Kendali Inflasi

Senin, 6 Juli 2015 pukul 01.29 (9 tahun yang lalu) | Oleh Sigapura

Denpasar - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali bersama  instansi terkait kerja keras melakukan terobosan untuk mengendalikan inflasi pada bulan Juli 2015 yang diwarnai hari raya besar keagamaan bagi umat muslim dan Hindu.

  Hari raya besar keagamaan jatuh secara beruntun mulai dari rangkaian Hari Raya Galungan, hari raya besar umat Hindu dalam memperingati kemenangan dharma (kebaikan) melawan adharma (keburukan) 14-16 Juli dan Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriyah, 17-18 Juli 2015 serta menyusul hari raya Kuningan (25/7).

  Di daerah tujuan wisata Pulau Dewata, ketiga hari raya besar secara beruntun lintas agama  itu sangat  berpotensi memicu terjadinya inflasi, tutur Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panasunan Siregar.

  Hal senada juga diungkapkan Wakil Gubernur Bali I Ketut Sudikerta yang juga ketua TPID setempat dalam mengantisipasi lonjakan inflasi menggelar pasar murah yang menjual berbagai kebutuhan bahan pokok di berbagai tempat di delapan kabupaten dan satu kota di daerah ini.

  Pasar murah yang digelar bersama dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Bali, Bulog Divisi Regional Bali, Puskud Bali Dwipa dan sejumlah  distributor bahan pokok dengan harapan mampu meringankan beban masyarakat mengantisipasi lonjakan harga menjelang hari raya.

  Masyarakat yang berada sekitar lokasi pasar murah dipersilahkan mengunjungi dan berbelanja secara bijak karena pemerintah berupaya untuk memenuhi kecukupan pasokan sembako dan harga, terutama selama bulan Juni dan Juli 2015.

  Demikian pula TPID Provinsi Bali maupun TPID kabupaten/kota telah mengkoordinasikan dengan seluruh pasar swalayan, distributor dan pedagang besar agar memberikan program diskon harga pada momen perayaan keagamaan Galungan dan Idul Fitri.

  Pasar murah yang digelar secara terjadwal di berbagai tempat di Bali bertujuan untuk meringankan beban masyarakat dalam memenuhi kebutuhan menjelang hari raya besar keagamaan sekaligus mengendalikan inflasi.


Tambah 1.000 ton

  Kepala Perum Bulog Divisi Regional Bali Wayan Budhita menambahkan dalam mengantisipasi lonjakan harga kebutuhan bahan pokok masyarakat menjelang hari raya keagamaan tersebut telah menambah alokasi beras 1.000 ton.

  Beras medium yang didatangkan dari Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk memperkuat persediaan di sejumlah gudang yang  saat ini totalnya mencapai 9.800 ton, dengan adanya penambahan itu menjadi 10.800 ton dinilai sangat aman sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.

  Konsumsi beras di daerah tujuan wisata ini rata-rata sekitar 2.600 ton per bulan sehingga persediaan 10.800 ton itu mampu memenuhi kebutuhan hingga Oktober 2015 atau lima bulan ke depan.

  Dengan demikian diharapkan tidak ada kelangkaan beras saat  terjadi lonjakan permintaan salah satu bahan kebutuhan pokok itu. Bulog Bali melakukan berbagai upaya dan terobosan dalam mengendalikan lonjakan  harga beras pada momentum hari raya keagamaan.

   Meskipun demikian Wagub Bali Ketut Sudikerta mengingatkan,  masyarakat pandai mengatur daya beli dan konsumsi kebutuhan pokok. Hal itu penting karena inflasi yang tinggi saat hari raya, ditambah dengan pelemahan ekonomi dan  pembangunan infrastruktur yang kurang akan menyebabkan kemiskinan meningkat.

  Oleh sebab itu perekonomian Bali dilihat dari sisi makro saat ini dalam kondisi melambat meskipun masih di atas rata-rata nasional karena pengaruh dari daya beli masyarakat masih bagus serta mengalami peningkatan.

  "Intinya, ada dua kunci yang kita petik sebagai indikator pertumbuhan ekonomi, yakni pelambatan ekonomi dan inflasi," ujar Wagub Sudikerta seraya mengingatkan dalam menghadapi perkembangan dinamika  perekonomian di Bali perlu terobosan sehingga keadaannya bisa seimbang.


OP elpiji

  Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Dewi Setyowati yang juga wakil ketua TPID telah merangkul PT Pertamina untuk menggelar operasi pasar (OP)  elpiji tiga kilogram  jika terjadi kelangkaan barang tersebut di pasaran, sehingga masyarakat tidak perlu  panik.

  Upaya itu telah dikoordinasi melalui pertemuan yang membahas penyediaan stok elpiji  menjelang hari raya  besar keagamaan yang jatuh berbarengan pada Juli 2015.

  Pihaknya memastikan bahwa stok elpiji dalam kondisi terjaga sehingga  tidak menjadi salah satu penyumbang inflasi yang membayang-bayangi, mengingat adanya  momentum hari raya dan libur panjang anak sekolah sehingga diprediksi mendongkrak harga  sejumlah kebutuhan pokok.

  Pertamina pada bulan Mei 2015 telah melakukan operasi pasar elpiji di berbagai wilayah Pulau Dewata dengan rata-rata penyerapan sebesar  86 persen dari stok operasi pasar. Sesuai dengan harga ekonomi, harga elpiji melon yang berukuran tiga kilogram telah ditetapkan sebesar Rp14.500 dan elpiji ukuran 12 kilogram sebesar Rp138.800.

  PT Pertamina (Persero) Cabang Denpasar memastikan bahwa harga tersebut dipastikan tetap dan tidak mengalami kenaikan.

  Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat,  Bali selama bulan Juni 2015 mengalami inflasi sebesar 0,08 persen, angka terendah selama tujuh tahun terakhir, berkat kerja keras TPID tingkat provinsi beserta seluruh kabupaten/kota di daerah ini.

  Padahal Bali biasanya setiap bulan Juni dibayangi terjadi lonjakan inflasi, terkait momentum liburan sekolah sehingga banyak wisatawan nusantara berliburan ke daerah ini menyebabkan meningkatnya permintaan sejumlah kebutuhan  bahan pokok.

  Bulan Juni 2015 secara umum  juga memberi andil besar bagi  tertekannya laju inflasi Bali karena Kota Singaraja, Bali utara mengalami deflasi 0,18 persen,  berbanding terbalik dengan kota Denpasar yang mengalami inflasi 0,14 persen pada periode yang sama.

  Menurut Kepala BPS Bali Panasunan Siregar kondisi tersebut secara  komulatif inflasi Bali periode Januari-Juni 2015 sebesar  0,84  persen, sedangkan inflasi year on year (YoY) mencapai  6,60 persen.

  Inflasi Bali pada bulan Juli 2015 diharapkan tetap dapat  dikendalikan atau terjaga sesuai target capaian inflasi tahunan yang ditetapkan  pemerintah provinsi Bali agar tidak terlampaui.

  "Juli nanti ancaman meningkatnya inflasi cukup besar karena adanya momen hari raya Galungan, Kuningan dan Lebaran dalam bulan tersebut. Itu semua harus disikapi, mengingat Bali menjadi memasok barang kebutuhan dari antarpulau, " ujar Panasunan Siregar.

Sumber : bali.antaranews.com