×

Petani Enggan Ikuti Program AUTP

Rabu, 4 Mei 2016 pukul 07.55 (8 tahun yang lalu) | Oleh Sigapura

 Bangli (Bali Post)

  Pemerintah pusat kembali menggelontorkan program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) untuk masa tanam April-September. Di Bangli, jumlahnya mencapai 1.500 hektar. Akan tetapi, pasca disosialisasikan sebulan lalu, tak satupun petani yang mendaftar. Hal tersebut didufa karena petani keberatan yang ada.

  Kabid Pengolahan, Pemasaran, Sarana dan Prasarana Pertanian Dinas Pertanian, Perkebunan dan Perhutanan (P3) Bangli I Dewa Putu Sugiarta, Selasa (3/5) kemarin mengatakan, program AUTP menyesuaikan luasan lahan yang mendapat program perbaikan saluran irigasi. “Dari total 7.000 hektar se-Bali, Bangli dapat 1.500 hektar,”ujarnya.

  Program ini sudah disosialisasikan pada sekelompok subak satu bulan yang lalu. Akan tetapi, hingga memasuki Mei, belum ada petani yang mendaftar. Menurutnya, hal ini diduga karena syarat untuk mengikuti program ini cukup memberatkan petani, salah satunya asuransi akan diterima jika terjadi gagal panen padi minimal 75 persen.

  Sebagai tindak lanjut program ini, sosialisasikan akan kembali dilakukannya. Pihaknya akan bersurat ke tingkat kecamatan. Diharapkan, ke depannya upaya bisa mendatangkan hasil. “Di Bangli belum ada gagal panen sampai 75 persen. Selalu di bawah itu. Itu salah satunya penyebab petani enggan untuk ikut asuransi,”ungkapnya Sugiarta.

  Dijelaskannya, mekanisme program itu, premi yang dibayarkan ke PT Jasindo Rp 180 ribu per hektar. Akan tetapi, pemerintah pusat memberikan subsidi 80 persen atau Rp 36 ribu dibayar petani. Jika terjadi gagal panen minimal 75 persen, petani akan mendapatkan asuransi Rp 6 juta.

  “Kalau bayaran sesungguhnya tak banyak. Sebenarnya asuransi ini penting. Tapi kalau bisa syaratnya itu berubah. Mungkin presentase kerusakannya dikurangi jadi 50 persen. Jadinya ada peluang bagi petani untuk ikut,”terangnya.

  Sebelumnya hal serupa juga terjadi pada program AUTP untuk masa tanam periode Oktober 2015-Maret 2016. Kabupaten Bangli mendapatkan  jatah sebanyak 200 hektar. Sejak pertengahan Oktober, sosialisasi program oleh dinas dan juga PPL sudah dilaksanakan. NAmun hingga akhir Maret, tak satu pun petani mendaftar.

Sumber : Bali Post